Qubbah Al Silsilah

Qubbah Al Silsilah - Qubbah Al Silsilah dibangun oleh kehalifahan Bani Umayyah, Abdul Malik bin Marwan (65 - 68 Hijriah atau 507 - 685 Masehi). Kubah ini berdiri di atas bangunan segi enam yang ditopang oleh enam tiang.






Dinamakan Qubbah Al SIlsilah, yang berarti 'Kubah Rangkaian' karena adanya rangkaian cahaya yang tergantung di dalamnya dan bisa dilihat dari luar. Rangkaian cahaya ini bak tergantung antara langit dan bumi.(umroh plus aqsa)

Fasad dan Serambi Masjid Alaqsa

Fasad dan Serambi Masjid Alaqsa - Bagian depan (fasad) masjid ini dibangun pada 1065 Masehi atas perintah khalifah Fatimiyah Al-Mustanshir. Di bagian muka terdapat bangunan pagar langkan (balustrade) berupa lorong-lorong beratap (arkade) dengan tiang-tiang kolom kecil. Tentara Salib merusak fasad ini ketika mereka memerintah Palestina, namun Ayyubiyah memperbaiki dan membangunnya kembali.



Fasad juga mengalami penambahan berupa penempelan ubin pada dindingnya. Bahan bekas pakai yang digunakan untuk membangun lengkungan fasad antara lain termasuk bahan hias pahatan yang diambil dari bangunan-bangunan Tentara Salib di Yerusalem. Terdapat empat belas lengkungan batu di sepanjang fasad, sebagian besar bergaya Romantik. Mamluk menambahkan lengkungan-lengkungan terluar, yang dibangun dengan mengikuti desain yang sama. Pintu masuk ke masjid adalah dengan melalui lengkungan tengah pada fasad tersebut.



Sebuah bangunan serambi (bilik) terletak di bagian atas fasad ini. Bagian tengah serambi dibangun oleh Ksatria Templar pada masa Perang Salib Pertama, namun Al-Muazzam kemenakan Shalahuddin adalah yang memerintahkan dibangunnya bangunan serambi itu sendiri pada tahun 1217.(umroh plus aqsa)

Air Mancur Tempat Wudhu

Air Mancur Tempat Wudhu - Air mancur tempat wudhu utama, yang bernama al-Kas ("mangkuk"), terletak di bagian utara yaitu antara masjid dan Kubah Batu. Para jamaah menggunakannya untuk wudhu, yaitu ritual pencucian wajah, lengan, rambut, telinga, dan kaki yang dilakukan umat Islam sebelum beribadah, termasuk di masjid.



Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 709 pada masa pemerintahan Umayyah, tetapi antara tahun 1327-1328 Gubernur Tankiz memperbesarnya untuk dapat melayani lebih banyak jamaah. Meskipun pada awalnya air berasal dari Kolam Salomo yang ada di dekat Betlehem, saat ini air berasal dari pipa yang terhubung ke sumber air kota Yerusalem. Renovasi al-Kas pada abad ke-20 telah menambahkannya dengan keran air dan tempat duduk batu.



Air Mancur Qasim Pasha dibangun pada masa pemerintahan Utsmaniyah tahun 1526 dan terletak di sebelah utara masjid, yaitu pada serambi Kubah Batu.



Air mancur ini sebelumnya juga pernah digunakan oleh para jamaah untuk wudhu dan minum sampai dengan tahun 1940-an, namun saat ini hanya berfungsi sebagai monumen saja.(umroh plus aqsa)

Tempat Shalat di Masjid al-Aqsa

Tempat Shalat di Masjid al-Aqsa - Keseluruhan tempat yang berada di dalam pagar masjid dinamakan masjid Al-aqsa, walaupun tempat tersebut tidak beratap. Karena tidak semua kawasan masjid Al-aqsa itu beratap. Setiap orang yang shalat di sudut-sudut masjid Al-aqsa tetap mendapatkan pahala lebih banyak dibanding tempat lain.


Di dalam masjid Al-aqsa terdapat beberapa tempat shalat yang beratap. Berikut gambar dan posisi tempat tersebut:

1. Masjid Al-Qibli
Masjid Al-Qibli atau disebut dengan Al-Jami’ Al-Qibli. Orang mengenalnya dengan sebutan masjid Al-aqsa, padahal sebutan itu tidak tepat karena ia merupakan salah satu bagian dari masjid Al-aqsa yang terdiri dari tanah dan bangunan. Berada di sebelah selatan masjid al-aqsa (arah kiblat). Karena posisinya arah kiblat, maka dinamakan dengan Al-Qibli. Masjid al-Qibli didirikan oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Bani Umayyah dan disempurnakan pada masa anaknya Al-Walid bin Abdul Malik antara tahun 86-96 H /705-714 M. Ketika dibangun pertama kali, masjid ini mempunyai 15 ruwak (lorong), kemudian diperbaharui setelah terjadi gempa pada masa dinasti Fathimiyah oleh Az-Zahir li I‘zazi Dinillah menjadi 7 ruwak, seperti sekarang ini.


Sejarah awalnya, ketika Khalifah Umar bin Khathab datang ke al-Quds untuk membebaskan Baitul Maqdis tahun 15 H /636 M beliau bertanya kepada Ka’bu Al-Ahbar tentang tempat yang baik untuk mendirikan tempat shalat? Ka’bu Al-Ahbar menjawab: Menghadap ke ash-Shakhrah, sehingga dapat menghimpun kiblat Nabi Musa dan Nabi Muhammad. Tapi Umar menolak usul ini dan lebih memilih tempat yang sekarang dibangun masjid Al-Qibli. Kemudian Umar membangun masjid yang dikenal dengan Jami’ Umar (Masjid Umar).


Bahan bangunan masjid terdiri dari kayu dan batang pohon sebagaimana Masjid Nabawi dahulu. Ketika itu dapat menampung 1000 jama’ah. Kemudian diperbaharui dan diperluas oleh Khalifah Mu’awiyah bin Sufyan sehingga dapat menampung 3000 jama’ah. Ketika tentara salib menguasai al-Quds, mereka membagi masjid al-Qibli menjadi tiga bagian: Pertama, dijadikan sebagai kantor komando pimpinan tentara  salib. Kedua, masjid al-Qibli dijadikan tempat tinggal pasukan berkuda dan ketiga, dijadikan gereja. Ketika Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskan al-Quds pada tahun 583 H /1187 M, beliau mengembalikan fungsi masjid al-Qibli sebagaimana sebelumnya.


Masjid al-Qibli sering direnovasi pada beberapa masa pemerintahan Islam, di antaranya pada masa Mameluk, masa Utsmami dan ketika awal penjajahan Inggris atas tanah Palestina. Terdiri dari satu ruwak besar di tengah dan tiga ruwak masing-masing di sisi kanan dan kirinya. Masjid al-Qibli memiliki satu kubah besar yang terbuat dari kayu di sisi dalamnya dan dilapisi timah di sisi luarnya, dengan tinggi 17 meter. Panjang masjid ini mencapai 80 meter dan lebarnya 55 meter. Luasnya mencapai 4000 meter persegi. Di dalamnya terdapat 11 pintu masuk dan pada saat ini dapat menampung 5500 jama’ah.

2. Masjid Kubah ash-Shakhrah
Masjid Kubah ash-Shakhrah adalah salah satu situs bangunan Islam terkenal di dunia. Dibangun oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan (65-86 H /685-705 M). Pembangunannya dimulai pada tahun 66 H/685 M selesai pada tahun 72 H /691 M.

Pembangunan ini dikepalai oleh dua orang arsitek pada masa tersebut: Roja’ bin Hiwah al-Kanadi, seorang tabi’in yang berasal dari kota Bisan-Palestina dan Yazid bin Salam, anak asuh Abdul Malik bin Marwan, seorang arsitek bangunan dari tanah al-Quds.



Bangunan persegi delapan ini di antara bangunan yang paling bagus. Berada di tengah-tengah jantung masjid al-aqsa. Di tengah bangunan ini terdapat ash-Shakhrah al-Musyarrafah (batu yang dimuliakan). Posisi ash-Shakhrah berada di ketinggian 1,5 meter dari tanah dan bentuknya tidak beraturan.



3. Mushalla Al-Marwani
Mushalla Al-Marwani: Berada di sebelah tenggara masjid al-aqsa. Dibangun pada masa Umawiyah dengan tujuan agar halaman sisi selatan dan utara masjid Al-aqsa sama rata.


Oleh karenanya, dulu bangunan ini dikenal dengan nama “Taswiyah Syarqiyah” (Pemerataan Tanah Bagian Timur). Bangunan besar ini mempunyai luas lebih dari 4000 m².



Mushalla ini terdiri dari 16 ruwak (lorong). Ini merupakan tempat shalat beratap terbesar yang ada di masjid al-aqsa.


Tentara salib menjadikan mushalla ini sebagai kandang kuda hingga Shalahuddin membebaskannya.


Ketika Shalahuddin membebaskannya, beliau mengembalikan peran bangunan ini ke aslinya, yaitu sebagai tempat pemerataan antara sisi utara dan selatan masjid al-aqsa dan sebagai tempat penyimpanan (gudang) hingga zionis menjajah kawasan masjid al-aqsa.



4. Masjid Al-aqsa Al-Qadim
Masjid Al-aqsa Al-Qadim: Biasa disebut masjid Al-Qadim. Merupakan bangunan kuno tepat di sebelah selatan masjid Al-aqsa dan di bawah masjid Al-Qibli.


Masjid ini dibangun pada masa Umawiyah, terdiri dari dua ruwak (lorong). Lorong ini mengarah ke pintu Al-Muzdawij, pintu di selatan masjid al-aqsa yang sudah ditutup. Dari pintu Al-Muzdawij ini bisa langsung ke istana Umawiyah di selatan masjid.


Tujuan pembangunan masjid Al-Qadim adalah untuk meratakan sisi selatan halaman al-aqsa agar sama rata dengan sisi utara. Selama berabad-abad, masjid Al-Qadim tidak terurus dan banyak debu serta batu hingga dibuka kembali pada tahun 1420 H /1999 M oleh Yayasan al-aqsa untuk pembangunan kota suci. Masjid ini dapat menampung 1000 jama’ah shalat di dalamnya.



5. Masjid Al-Buraq
Masjid Al-Buraq: Masjid ini terletak di barat daya masjid al-aqsa dan berada di bawah pintu Al-Magharibah. Untuk memasukinya melalui tangga turun dari ruwak gharbi (lorong barat).



Terdapat 38 anak tangga menuju ke bawah. Masjid ini terbuka pada hari Jum’at untuk ziarah. Dinamakan Al-Buraq, karena tempat tersebut diyakini adalah tempat Nabi Muhammad meletakkan kendaraannya Buraq pada malam isra’ dan mi’raj.


Di dalamnya terdapat ‘halqah’ (lingkaran besi) Utsmaniyah, yang disebutkan disinilah letak Nabi mengikatkan kendaraannya pada malam tersebut.

Pintu Masuk Masjid Buraq

Di sisi barat masjid, dulunya terdapat pintu yang dinamakan pintu Al-Buraq. Pintu ini sudah ditutup setelah masa Umawiyah. Pintu ini bisa langsung mengakses ke halaman buraq yang berada di luar masjid al-aqsa.



6. Masjid Al-Magharibah
Masjid Al-Magharibah: Berada di sudut barat daya masjid al-aqsa atau sebelah selatan dinding Al-Buraq. Masjid ini mempunyai dua pintu: sebelah utara (sekarang tertutup) dan sebelah timur (terbuka).



Masjid ini dibangun oleh Sultan Shalahuddin al-Ayyubi pada tahun 590 H /1193 M ketika itu dipakai sebagai tempat shalat mazhab Imam Malik. Saat ini, masjid Al-Magharibah dipakai sebagai ruangan utama museum Islam. Museum ini difungsikan sejak tahun 1929 M, yang merupakan perpindahan dari Rabat pada masa al-Manshury ke masjid ini.

7. Masjid An-Nisa’
Masjid An-Nisa’: Berada di dalam masjid Al-aqsa. Merupakan bangunan besar di sisi barat masjid Al-Qibli, terbentang hingga dinding barat masjid Al-aqsa. Ada yang mengatakan, dibangun pada masa tentara salib menguasai masjid al-aqsa untuk dijadikan gereja di dalam masjid. Kemudian datang Shalahuddin dan membersihkan tempat tersebut serta menjadikannya tempat shalat untuk perempuan.

Saat ini masjid An-Nisa’ dibagi menjadi tiga bagian: pertama, untuk tambahan bangunan museum yang berada di paling barat masjid, kedua untuk perpustakaan umum yang berada di tengah, dan ketiga untuk gudang (menempel di dinding masjid Al-Qibli).(umroh plus aqsa)

Menara-menara di Masjid al-aqsa

Menara-Menara di Masjid al-Aqsa -Yang dimaksud dengan Menara Masjid Al-aqsa adalah tempat yang dikhususkan untuk melakukan azan (panggilan shalat). Dalam sejarah, pada zaman nabi tidak ada bangunan khusus ini. Yang ada adalah sahabat Bilal bin Rabah ketika menyerukan azan, beliau naik ke tempat yang lebih tinggi supaya suaranya terdengar hingga jauh. Orang yang pertama kali membangun menara masjid dan menjadikannya bagian dari masjid adalah Ziyad bin Ubayyah pada masa Muawiyah di Basrah, Irak tahun 45 H /665 M.


Struktur bangunan menara terdiri dari pondasi, badan menara, balkon, kubah dan juga tangga menuju ke atas. Struktur pondasi kadang-kadang berbentuk persegi empat, silinder atau kerucut. Balkon difungsikan sebagai tempat orang untuk melakukan panggilan azan. Biasanya, menara masjid juga sebagai bagian arsitektur keindahan masjid, yang menandakan sejarah pembangunan masjid tersebut.
Terdapat 4 (empat) menara di masjid al-aqsa dan sejarah pembangunannya kembali ke zaman Mameluki. Walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa beberapa menara masjid al-aqsa yang ada sekarang berdiri di atas reruntuhan menara yang lama, yang sejarahnya kembali pada masa Abdul Malik bin Marwan, yaitu zaman Bani Umayyah.

1. Menara Pintu Al-Magharibah

Menara ini dinamakan juga Menara Al-Fakhriyah, karena dibangun oleh al-Qadhi Syarafuddin Abdurrahman bin Ash-Shahib Fakhruddin Al-Khalili pada masa Sultan Malik Sa’id Muhammad Nasiruddin Barkah Khan (676-678 H /1277-1280 M ) dari Kesultanan Mamalik al-Bahriyah. Menara ini dibangun pada tahun 677 H / 1278 M  dengan bentuk seperti saat ini. Bagian atas pernah hancur akibat gempa bumi tahun 1922 M, kemudian dibangun kembali pada tahun yang sama. Ini adalah menara masjid Al-aqsa yang paling kecil  dengan tinggi 23,5 meter dan diameternya 2,5 meter. Struktur bangunannya berbentuk empat persegi, dan sebagian pondasinya berhimpitan dengan masjid an-Nisa’.

2. Menara Pintu As-Silsilah

Menara ini dinamakan juga Menara Mahkamah karena berdampingan dengan madrasah Tankaziyah yang berubah menjadi gedung mahkamah (peradilan) pada masa kesultanan Turki Utsmani. Dibangun pada masa Mamalik tahun 730 H /1329 M  oleh Amir Saifuddin Tankiz an-Nashiri pada masa Sultan Malik Nashir Muhammad bin Qalawun dari kesultanan ketiga Turki Utsmani (709-741 H /1309-1340 M) dengan bentuk bangunan seperti saat ini. Direnovasi tahun 1922 M karena pengaruh gempa. Letaknya berada di sebelah barat masjid al-aqsa, di samping pintu As-Silsilah sisi utara, dan di sebelah selatan madrasah Asyrafiyah (kini madrasah tersebut telah berubah menjadi perpustakaan masjid al-aqsa).

3. Menara Pintu Al-Ghawanimah

Menara ini berada di timur laut dari masjid al-aqsa, di sudut pertemuan antara pagar utara dan barat masjid. Nama Al-Ghawanimah diambil dari kampung yang beradai di sekitar pintu tersebut. Dinamakan juga Menara Qalawun dan Menara As-Sarai pada masa Mameluk. Menara ini dibangun pada masa Mamalik tahun 697 H / 1297 M oleh al-Qadhi Syafafuddin Abdurrahman bin Ash-Shahib al-Wazir Fakhruddin al-Khalili, yang membangun menara al-Fakhriyah. Kemudian diperbaharui tahun 730 H / 1329 M oleh al-Amir Saifuddin at-Tankizi an-Nashiri ketika membangun menara pintu As-Silsilah. Menara ini adalah menara masjid tertinggi di masjid al-aqsa dengan tinggi 38,5 meter dengan diameter pondasi 5,5 meter dan diameter badan menara 4,5 meter.

4. Menara Pintu Al-Asbat
Menara ini berada diantara pintu Al-Asbat dan pintu Hittah, di sebelah utara masjid Al-aqsa. Ini adalah satu-satunya menara masjid di utara masjid Al-aqsa. Dibangun pada masa Mameluk tahun 769 H / 1376 M oleh Al-Amir Saifuddin, pengawas dua kota suci (al-Quds dan al-Khalil) ketika Sultan Malik Asyraf Sya’ban bin Hasan bin Sultan Malik Nasir bin Muhammad bin Qalawun memerintah. Informasi tersebut terukir di menara. Pada tahun 1927 M terjadi gempa yang membuat bagian atas menara hancur. Kemudian direnovasi pada tahun yang sama oleh Dewan Tinggi Islam dengan merubah bentuk asli. Sekarang berbentuk tabung silinder dan menjadi satu-satunya menara dengan bentuk seperti itu. Sebelum terjadi gempa, konon menaranya berbentuk segi empat. Tinggi menara mencapai 28,5 meter dengan panjang pondasi 4,5 meter dan diameter tabung silindernya 3 meter.(umroh plus aqsa)