Qubbah Al Silsilah

Qubbah Al Silsilah - Qubbah Al Silsilah dibangun oleh kehalifahan Bani Umayyah, Abdul Malik bin Marwan (65 - 68 Hijriah atau 507 - 685 Masehi). Kubah ini berdiri di atas bangunan segi enam yang ditopang oleh enam tiang.






Dinamakan Qubbah Al SIlsilah, yang berarti 'Kubah Rangkaian' karena adanya rangkaian cahaya yang tergantung di dalamnya dan bisa dilihat dari luar. Rangkaian cahaya ini bak tergantung antara langit dan bumi.(umroh plus aqsa)

Fasad dan Serambi Masjid Alaqsa

Fasad dan Serambi Masjid Alaqsa - Bagian depan (fasad) masjid ini dibangun pada 1065 Masehi atas perintah khalifah Fatimiyah Al-Mustanshir. Di bagian muka terdapat bangunan pagar langkan (balustrade) berupa lorong-lorong beratap (arkade) dengan tiang-tiang kolom kecil. Tentara Salib merusak fasad ini ketika mereka memerintah Palestina, namun Ayyubiyah memperbaiki dan membangunnya kembali.



Fasad juga mengalami penambahan berupa penempelan ubin pada dindingnya. Bahan bekas pakai yang digunakan untuk membangun lengkungan fasad antara lain termasuk bahan hias pahatan yang diambil dari bangunan-bangunan Tentara Salib di Yerusalem. Terdapat empat belas lengkungan batu di sepanjang fasad, sebagian besar bergaya Romantik. Mamluk menambahkan lengkungan-lengkungan terluar, yang dibangun dengan mengikuti desain yang sama. Pintu masuk ke masjid adalah dengan melalui lengkungan tengah pada fasad tersebut.



Sebuah bangunan serambi (bilik) terletak di bagian atas fasad ini. Bagian tengah serambi dibangun oleh Ksatria Templar pada masa Perang Salib Pertama, namun Al-Muazzam kemenakan Shalahuddin adalah yang memerintahkan dibangunnya bangunan serambi itu sendiri pada tahun 1217.(umroh plus aqsa)

Air Mancur Tempat Wudhu

Air Mancur Tempat Wudhu - Air mancur tempat wudhu utama, yang bernama al-Kas ("mangkuk"), terletak di bagian utara yaitu antara masjid dan Kubah Batu. Para jamaah menggunakannya untuk wudhu, yaitu ritual pencucian wajah, lengan, rambut, telinga, dan kaki yang dilakukan umat Islam sebelum beribadah, termasuk di masjid.



Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 709 pada masa pemerintahan Umayyah, tetapi antara tahun 1327-1328 Gubernur Tankiz memperbesarnya untuk dapat melayani lebih banyak jamaah. Meskipun pada awalnya air berasal dari Kolam Salomo yang ada di dekat Betlehem, saat ini air berasal dari pipa yang terhubung ke sumber air kota Yerusalem. Renovasi al-Kas pada abad ke-20 telah menambahkannya dengan keran air dan tempat duduk batu.



Air Mancur Qasim Pasha dibangun pada masa pemerintahan Utsmaniyah tahun 1526 dan terletak di sebelah utara masjid, yaitu pada serambi Kubah Batu.



Air mancur ini sebelumnya juga pernah digunakan oleh para jamaah untuk wudhu dan minum sampai dengan tahun 1940-an, namun saat ini hanya berfungsi sebagai monumen saja.(umroh plus aqsa)

Tempat Shalat di Masjid al-Aqsa

Tempat Shalat di Masjid al-Aqsa - Keseluruhan tempat yang berada di dalam pagar masjid dinamakan masjid Al-aqsa, walaupun tempat tersebut tidak beratap. Karena tidak semua kawasan masjid Al-aqsa itu beratap. Setiap orang yang shalat di sudut-sudut masjid Al-aqsa tetap mendapatkan pahala lebih banyak dibanding tempat lain.


Di dalam masjid Al-aqsa terdapat beberapa tempat shalat yang beratap. Berikut gambar dan posisi tempat tersebut:

1. Masjid Al-Qibli
Masjid Al-Qibli atau disebut dengan Al-Jami’ Al-Qibli. Orang mengenalnya dengan sebutan masjid Al-aqsa, padahal sebutan itu tidak tepat karena ia merupakan salah satu bagian dari masjid Al-aqsa yang terdiri dari tanah dan bangunan. Berada di sebelah selatan masjid al-aqsa (arah kiblat). Karena posisinya arah kiblat, maka dinamakan dengan Al-Qibli. Masjid al-Qibli didirikan oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Bani Umayyah dan disempurnakan pada masa anaknya Al-Walid bin Abdul Malik antara tahun 86-96 H /705-714 M. Ketika dibangun pertama kali, masjid ini mempunyai 15 ruwak (lorong), kemudian diperbaharui setelah terjadi gempa pada masa dinasti Fathimiyah oleh Az-Zahir li I‘zazi Dinillah menjadi 7 ruwak, seperti sekarang ini.


Sejarah awalnya, ketika Khalifah Umar bin Khathab datang ke al-Quds untuk membebaskan Baitul Maqdis tahun 15 H /636 M beliau bertanya kepada Ka’bu Al-Ahbar tentang tempat yang baik untuk mendirikan tempat shalat? Ka’bu Al-Ahbar menjawab: Menghadap ke ash-Shakhrah, sehingga dapat menghimpun kiblat Nabi Musa dan Nabi Muhammad. Tapi Umar menolak usul ini dan lebih memilih tempat yang sekarang dibangun masjid Al-Qibli. Kemudian Umar membangun masjid yang dikenal dengan Jami’ Umar (Masjid Umar).


Bahan bangunan masjid terdiri dari kayu dan batang pohon sebagaimana Masjid Nabawi dahulu. Ketika itu dapat menampung 1000 jama’ah. Kemudian diperbaharui dan diperluas oleh Khalifah Mu’awiyah bin Sufyan sehingga dapat menampung 3000 jama’ah. Ketika tentara salib menguasai al-Quds, mereka membagi masjid al-Qibli menjadi tiga bagian: Pertama, dijadikan sebagai kantor komando pimpinan tentara  salib. Kedua, masjid al-Qibli dijadikan tempat tinggal pasukan berkuda dan ketiga, dijadikan gereja. Ketika Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskan al-Quds pada tahun 583 H /1187 M, beliau mengembalikan fungsi masjid al-Qibli sebagaimana sebelumnya.


Masjid al-Qibli sering direnovasi pada beberapa masa pemerintahan Islam, di antaranya pada masa Mameluk, masa Utsmami dan ketika awal penjajahan Inggris atas tanah Palestina. Terdiri dari satu ruwak besar di tengah dan tiga ruwak masing-masing di sisi kanan dan kirinya. Masjid al-Qibli memiliki satu kubah besar yang terbuat dari kayu di sisi dalamnya dan dilapisi timah di sisi luarnya, dengan tinggi 17 meter. Panjang masjid ini mencapai 80 meter dan lebarnya 55 meter. Luasnya mencapai 4000 meter persegi. Di dalamnya terdapat 11 pintu masuk dan pada saat ini dapat menampung 5500 jama’ah.

2. Masjid Kubah ash-Shakhrah
Masjid Kubah ash-Shakhrah adalah salah satu situs bangunan Islam terkenal di dunia. Dibangun oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan (65-86 H /685-705 M). Pembangunannya dimulai pada tahun 66 H/685 M selesai pada tahun 72 H /691 M.

Pembangunan ini dikepalai oleh dua orang arsitek pada masa tersebut: Roja’ bin Hiwah al-Kanadi, seorang tabi’in yang berasal dari kota Bisan-Palestina dan Yazid bin Salam, anak asuh Abdul Malik bin Marwan, seorang arsitek bangunan dari tanah al-Quds.



Bangunan persegi delapan ini di antara bangunan yang paling bagus. Berada di tengah-tengah jantung masjid al-aqsa. Di tengah bangunan ini terdapat ash-Shakhrah al-Musyarrafah (batu yang dimuliakan). Posisi ash-Shakhrah berada di ketinggian 1,5 meter dari tanah dan bentuknya tidak beraturan.



3. Mushalla Al-Marwani
Mushalla Al-Marwani: Berada di sebelah tenggara masjid al-aqsa. Dibangun pada masa Umawiyah dengan tujuan agar halaman sisi selatan dan utara masjid Al-aqsa sama rata.


Oleh karenanya, dulu bangunan ini dikenal dengan nama “Taswiyah Syarqiyah” (Pemerataan Tanah Bagian Timur). Bangunan besar ini mempunyai luas lebih dari 4000 m².



Mushalla ini terdiri dari 16 ruwak (lorong). Ini merupakan tempat shalat beratap terbesar yang ada di masjid al-aqsa.


Tentara salib menjadikan mushalla ini sebagai kandang kuda hingga Shalahuddin membebaskannya.


Ketika Shalahuddin membebaskannya, beliau mengembalikan peran bangunan ini ke aslinya, yaitu sebagai tempat pemerataan antara sisi utara dan selatan masjid al-aqsa dan sebagai tempat penyimpanan (gudang) hingga zionis menjajah kawasan masjid al-aqsa.



4. Masjid Al-aqsa Al-Qadim
Masjid Al-aqsa Al-Qadim: Biasa disebut masjid Al-Qadim. Merupakan bangunan kuno tepat di sebelah selatan masjid Al-aqsa dan di bawah masjid Al-Qibli.


Masjid ini dibangun pada masa Umawiyah, terdiri dari dua ruwak (lorong). Lorong ini mengarah ke pintu Al-Muzdawij, pintu di selatan masjid al-aqsa yang sudah ditutup. Dari pintu Al-Muzdawij ini bisa langsung ke istana Umawiyah di selatan masjid.


Tujuan pembangunan masjid Al-Qadim adalah untuk meratakan sisi selatan halaman al-aqsa agar sama rata dengan sisi utara. Selama berabad-abad, masjid Al-Qadim tidak terurus dan banyak debu serta batu hingga dibuka kembali pada tahun 1420 H /1999 M oleh Yayasan al-aqsa untuk pembangunan kota suci. Masjid ini dapat menampung 1000 jama’ah shalat di dalamnya.



5. Masjid Al-Buraq
Masjid Al-Buraq: Masjid ini terletak di barat daya masjid al-aqsa dan berada di bawah pintu Al-Magharibah. Untuk memasukinya melalui tangga turun dari ruwak gharbi (lorong barat).



Terdapat 38 anak tangga menuju ke bawah. Masjid ini terbuka pada hari Jum’at untuk ziarah. Dinamakan Al-Buraq, karena tempat tersebut diyakini adalah tempat Nabi Muhammad meletakkan kendaraannya Buraq pada malam isra’ dan mi’raj.


Di dalamnya terdapat ‘halqah’ (lingkaran besi) Utsmaniyah, yang disebutkan disinilah letak Nabi mengikatkan kendaraannya pada malam tersebut.

Pintu Masuk Masjid Buraq

Di sisi barat masjid, dulunya terdapat pintu yang dinamakan pintu Al-Buraq. Pintu ini sudah ditutup setelah masa Umawiyah. Pintu ini bisa langsung mengakses ke halaman buraq yang berada di luar masjid al-aqsa.



6. Masjid Al-Magharibah
Masjid Al-Magharibah: Berada di sudut barat daya masjid al-aqsa atau sebelah selatan dinding Al-Buraq. Masjid ini mempunyai dua pintu: sebelah utara (sekarang tertutup) dan sebelah timur (terbuka).



Masjid ini dibangun oleh Sultan Shalahuddin al-Ayyubi pada tahun 590 H /1193 M ketika itu dipakai sebagai tempat shalat mazhab Imam Malik. Saat ini, masjid Al-Magharibah dipakai sebagai ruangan utama museum Islam. Museum ini difungsikan sejak tahun 1929 M, yang merupakan perpindahan dari Rabat pada masa al-Manshury ke masjid ini.

7. Masjid An-Nisa’
Masjid An-Nisa’: Berada di dalam masjid Al-aqsa. Merupakan bangunan besar di sisi barat masjid Al-Qibli, terbentang hingga dinding barat masjid Al-aqsa. Ada yang mengatakan, dibangun pada masa tentara salib menguasai masjid al-aqsa untuk dijadikan gereja di dalam masjid. Kemudian datang Shalahuddin dan membersihkan tempat tersebut serta menjadikannya tempat shalat untuk perempuan.

Saat ini masjid An-Nisa’ dibagi menjadi tiga bagian: pertama, untuk tambahan bangunan museum yang berada di paling barat masjid, kedua untuk perpustakaan umum yang berada di tengah, dan ketiga untuk gudang (menempel di dinding masjid Al-Qibli).(umroh plus aqsa)

Menara-menara di Masjid al-aqsa

Menara-Menara di Masjid al-Aqsa -Yang dimaksud dengan Menara Masjid Al-aqsa adalah tempat yang dikhususkan untuk melakukan azan (panggilan shalat). Dalam sejarah, pada zaman nabi tidak ada bangunan khusus ini. Yang ada adalah sahabat Bilal bin Rabah ketika menyerukan azan, beliau naik ke tempat yang lebih tinggi supaya suaranya terdengar hingga jauh. Orang yang pertama kali membangun menara masjid dan menjadikannya bagian dari masjid adalah Ziyad bin Ubayyah pada masa Muawiyah di Basrah, Irak tahun 45 H /665 M.


Struktur bangunan menara terdiri dari pondasi, badan menara, balkon, kubah dan juga tangga menuju ke atas. Struktur pondasi kadang-kadang berbentuk persegi empat, silinder atau kerucut. Balkon difungsikan sebagai tempat orang untuk melakukan panggilan azan. Biasanya, menara masjid juga sebagai bagian arsitektur keindahan masjid, yang menandakan sejarah pembangunan masjid tersebut.
Terdapat 4 (empat) menara di masjid al-aqsa dan sejarah pembangunannya kembali ke zaman Mameluki. Walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa beberapa menara masjid al-aqsa yang ada sekarang berdiri di atas reruntuhan menara yang lama, yang sejarahnya kembali pada masa Abdul Malik bin Marwan, yaitu zaman Bani Umayyah.

1. Menara Pintu Al-Magharibah

Menara ini dinamakan juga Menara Al-Fakhriyah, karena dibangun oleh al-Qadhi Syarafuddin Abdurrahman bin Ash-Shahib Fakhruddin Al-Khalili pada masa Sultan Malik Sa’id Muhammad Nasiruddin Barkah Khan (676-678 H /1277-1280 M ) dari Kesultanan Mamalik al-Bahriyah. Menara ini dibangun pada tahun 677 H / 1278 M  dengan bentuk seperti saat ini. Bagian atas pernah hancur akibat gempa bumi tahun 1922 M, kemudian dibangun kembali pada tahun yang sama. Ini adalah menara masjid Al-aqsa yang paling kecil  dengan tinggi 23,5 meter dan diameternya 2,5 meter. Struktur bangunannya berbentuk empat persegi, dan sebagian pondasinya berhimpitan dengan masjid an-Nisa’.

2. Menara Pintu As-Silsilah

Menara ini dinamakan juga Menara Mahkamah karena berdampingan dengan madrasah Tankaziyah yang berubah menjadi gedung mahkamah (peradilan) pada masa kesultanan Turki Utsmani. Dibangun pada masa Mamalik tahun 730 H /1329 M  oleh Amir Saifuddin Tankiz an-Nashiri pada masa Sultan Malik Nashir Muhammad bin Qalawun dari kesultanan ketiga Turki Utsmani (709-741 H /1309-1340 M) dengan bentuk bangunan seperti saat ini. Direnovasi tahun 1922 M karena pengaruh gempa. Letaknya berada di sebelah barat masjid al-aqsa, di samping pintu As-Silsilah sisi utara, dan di sebelah selatan madrasah Asyrafiyah (kini madrasah tersebut telah berubah menjadi perpustakaan masjid al-aqsa).

3. Menara Pintu Al-Ghawanimah

Menara ini berada di timur laut dari masjid al-aqsa, di sudut pertemuan antara pagar utara dan barat masjid. Nama Al-Ghawanimah diambil dari kampung yang beradai di sekitar pintu tersebut. Dinamakan juga Menara Qalawun dan Menara As-Sarai pada masa Mameluk. Menara ini dibangun pada masa Mamalik tahun 697 H / 1297 M oleh al-Qadhi Syafafuddin Abdurrahman bin Ash-Shahib al-Wazir Fakhruddin al-Khalili, yang membangun menara al-Fakhriyah. Kemudian diperbaharui tahun 730 H / 1329 M oleh al-Amir Saifuddin at-Tankizi an-Nashiri ketika membangun menara pintu As-Silsilah. Menara ini adalah menara masjid tertinggi di masjid al-aqsa dengan tinggi 38,5 meter dengan diameter pondasi 5,5 meter dan diameter badan menara 4,5 meter.

4. Menara Pintu Al-Asbat
Menara ini berada diantara pintu Al-Asbat dan pintu Hittah, di sebelah utara masjid Al-aqsa. Ini adalah satu-satunya menara masjid di utara masjid Al-aqsa. Dibangun pada masa Mameluk tahun 769 H / 1376 M oleh Al-Amir Saifuddin, pengawas dua kota suci (al-Quds dan al-Khalil) ketika Sultan Malik Asyraf Sya’ban bin Hasan bin Sultan Malik Nasir bin Muhammad bin Qalawun memerintah. Informasi tersebut terukir di menara. Pada tahun 1927 M terjadi gempa yang membuat bagian atas menara hancur. Kemudian direnovasi pada tahun yang sama oleh Dewan Tinggi Islam dengan merubah bentuk asli. Sekarang berbentuk tabung silinder dan menjadi satu-satunya menara dengan bentuk seperti itu. Sebelum terjadi gempa, konon menaranya berbentuk segi empat. Tinggi menara mencapai 28,5 meter dengan panjang pondasi 4,5 meter dan diameter tabung silindernya 3 meter.(umroh plus aqsa)

Pintu-Pintu Masjid al-Aqsa

Pintu-Pintu Masjid al-Aqsa - Pintu-Pintu (أبواب المسجد) di masjid al-aqsa bentuknya adalah gerbang untuk memasukinya. Beberapa pintu berada di pagar kota al-Quds dan pintu lainnya berada di pagar masjid Al-aqsa. Masjid Al-aqsa yang mempunyai luas 14,4 hektar tentu tidak hanya ada satu atau dua pintu untuk memasukinya.



Di sana terdapat sepuluh pintu masuk yang sampai saat ini masih terbuka. Pintu-pintu ini terdapat di sebelah utara dan barat masjid. Ada empat pintu lainnya sudah tertutup dinding karena alasan keamanan. Pintu yang tertutup ini merupakan pintu pagar yang berbatasan langsung dengan kota suci al-Quds. Pintu-pintu ini terdapat di sebelah timur dan selatan masjid. Berikut nama-nama pintu yang terdapat di masjid Al-aqsa dan sejarah pembangunannya:



1. Pintu Al-Asbat (Al-Asbat Gate/باب الأسباط )
Pintu ini terletak di sebelah utara paling kiri masjid Al-aqsa. Diperbaharui pada masa pemerintahan Ayyubiyah tahun 610 H /1213 M ketika ada renovasi lorong utara dan diperbaharui juga pada masa-masa selanjutnya. Pada pojok pintu bagian dalam terdapat tangga yang terkoneksi langsung ke lorong utara, sedangkan pintu bagian luar masjid berbentuk persegi panjang melengkung yang runcing dengan lebar sekitar 2 meter dan mempunyai tinggi 4 meter. Pintu masuk ini mempunyai dua daun pintu yang terbuat dari kayu. Dilihat dari jenis kayu, daun pintu ini dibuat pada masa kini.

2. Pintu Hittah (Remission Gate/ باب حطة)
Pintu ini berada di antara pintu kuno masjid yang terletak di sebelah utara, di lorong utara. Posisinya di antara madrasah al-Karimiyah dan madrasah at-Turbah al-Auhadiyah. Diperbaharui pada masa pemerintahan Ayyubiyah tahun 617 H /1220 M ketika al-Malik al-Mu’adzam Isa berkuasa.

3. Pintu Al-Atam ( King Faisal’s Gate / باب العتم )
Pintu ini berada di antara pintu Hittah dan pintu Ghawanimah di sebelah utara masjid Al-aqsa. Orang-orang Bait Al-Maqdis menamainya dengan Al-Atam, yang berarti gelap. Ada beberapa nama lain dari pintu ini, di antaranya pintu Raja Faisal, dinisbatkan kepada raja Faisal bin Husain, raja Syiria yang datang ke masjid Al-aqsa pada tahun 1930 M melalui pintu ini. Nama lainnya adalah pintu ad-Duwaidariyah, karena disampingnya terdapat madrasah ad-Duwaidariyah dan pintu ini dinisbatkan kepadanya. Juga disebut pintu Syaraf al-Anbiya.




Pintu ini diperbaharui pada masa pemerintahan al-Malik al-Mu’adzam bin al-Malik al-Adil Abu Bakar bin Ayyub dari kesultanan Ayyubiyah pada tahun 610 H /1213 M. Perbaikan ini dilakukan ketika renovasi lorong utara.

4. Pintu Al-Gawanimah (Gate of The Bani Ghanim /  باب الغوانمة)
Pintu Al-Ghawanimah: Ini adalah pintu pertama pada ruwak gharbi (lorong barat). Posisinya berada di sebelah timur laut dari masjid al-aqsa. Didirikan pada masa Umawiyah, dan pintu ini juga dikenal dengan sebutan pintu al-Walid, dinisbatkan kepada al-Walid bin Abdul Malik. Diperbaharui pada masa pemerintahan Ayyubiyah tahun 707 H /1307 M.  ketika mulai dibangun lorong barat. Pintu ini agak kecil, bentuknya persegi panjang. Antara lebar dan tinggi pintu sangat berbeda. Pintu masuknya terbuat dari kayu dan terdapat satu daun pintu untuk mengatur keluar masuk orang. Untuk memasuki pintu ini dengan menaiki delapan anak tangga. Di atasnya terdapat rumah penduduk. Pintu ini pernah dibakar oleh pemukim yahudi tahun 1998, kemudian sudah diperbaiki.

5. Pintu An-Nazir (Al-Nazir Gate/ باب الناظر)
Pintu An-Nazir: Diantara nama lain dari pintu ini adalah pintu al-Habs, yang artinya penjara. Dinamakan dengan pintu al-Habs karena dekat dengan penjara pada masa kesultanan Turki. Nama lainnya adalah pintu al-Majlis. Pintu ini terletak di sebelah barat masjid al-aqsa. Telah diperbaharui pada masa pemerintahan Ayyubiyah pada tahun 600 H /1203 M.

6. Pintu Al-Hadid (Iron Gate /باب الحديد )
Pintu Al-Hadid: Posisi pintu ini berada di sebelah barat masjid Al-aqsa. Pintu ini adalah salah satu dari beberapa pintu yang merupakan cabang dari jalan bab al-‘Amud, salah satu jalan masuk benteng al-Quds. Dinamakan juga pintu Argun karena diperbaharui pada masa Amir Argun yang wafat tahun 758 H /1356 M. Argun dalam bahasa arab berarti al-Hadid (Besi). Jauh di atas pintu terdapat ruangan yang pernah difungsikan pada masa Mamalik. Di tengah-tengahnya terdapat jendela persegi empat yang dikelilingi batu dengan ornament melengkung berbentuk zig zag. List jendela tersebut dengan batu warna merah dan putih.

7. Pintu Al-Qatanin (Gate of the Cotton Merchants/ باب القطانين)
Pintu Al-Qatanin: Berada di sebelah barat dari masjid al-aqsa. Di antara pintu masjid yang paling utama dan paling besar, sejajar dengan pasar Qathanin. Ketika Sultan Mameluk Muhammad Qalawun berkuasa, ia memerintahkan gubernurnya al-Amir Saifuddin an-Nashiri untuk  merenovasi pintu ini pada tahun 737 H /1333 M.

8. Pintu Al-Mitharah (Ablution Gate/ باب المطهرة )
Pintu Al-Mitharah: Berada di sebelah barat masjid Al-aqsa, yang mengarah langsung ke tempat wudhu. Oleh karenanya dinamakan pintu al-Mitharah yang artinya pembersihan. Pintu ini termasuk pintu lama sebagaimana pintu-pintu lainnya. Diperbaharui pada masa pemerintahan Mamalik tahun 665 H /1266 M. oleh al-Amir Adaghidi, atau tahun 666 H /1267 M oleh al-Amir Alauddin al-Bashiri.

9. Pintu As-Silsilah (Chain Gate/  باب السلسلة)
Pintu As-Silsilah: Berada di sebelah barat masjid al-aqsa, yang beririsan dengan lorong barat. Sebagian orang mengatakan pintu ini ada dua, bukan satu. Pintu pertama dinamakan As-Silsilah (rantai) karena diyakini dulunya terdapat rantai yang tergantung di pintu. Pintu kedua dinamakan As-Sakinah. Pintu kedua ditutup, dibuka hanya dalam kondisi darurat. Pintu yang selalu dibuka adalah pintu As-Silsilah. Pintu gerbang ini diperbaharui pada masa pemerintahan Ayyubiyah tahun 600 H /1266 M. ketika al-Malik al-Adil Saifuddin Abu Bakar memerintah. Bagian atas pintu As-Silsilah tertutup kubah. Kubah ini berdiri di atas dinding-dinding pintu. Dekorasi kubah sangat indah karena berbentuk persegi delapan. Bagian atas pintu terdapat bangunan berupa ruangan, yang sejarah pembangunannya kembali ke zaman Mameluk dan Kesultanan Turki Utsmani.

10. Pintu Al-Magharibah (Marocco Gate/ باب المغاربة)
Pintu Al-Magharibah: Pintu ini juga dikenal dengan sebutan pintu An-Nabi atau pintu Al-Buraq. Karena diyakini, melalui pintu ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke dalam masjid al-aqsa ketika malam isra’. Sedangkan dinamakan dengan pintu Al-Magharibah, karena pintu ini mempunyai akses langsung ke perkampungan orang-orang Maroko (Morocco distric). Kampung ini sudah digusur dan digantikan dengan perkampungan yahudi. Diperbaharui pada masa Kesultanan Mameluk tahun 737 H /1336 M ketika Sultan Nasir Muhammad Qalawun berkuasa. Dari arah luar masjid, pintu ini berbentuk melengkung di atasnya. Dari arah dalam masjid, pintu ini berbentuk persegi panjang dengan perbandingan panjang dan lebar, 2:3. Terbuat dari kayu dengan satu daun pintu. Pintu ini beratapkan dua kubah. Di sebelah utara pintu ini terdapat masjid kecil yang dinamakan masjid Al-Buraq. Masjid ini dibangun pada masa Mameluk pada tahun 707-737 H. Masjid ini berbentuk persegi empat dengan ketinggian mencapai 3 meter.

11. Pintu Al-Janaiz ( باب الجنائز)
Pintu Al-Janaiz: Pintu ini berada di sebelah timur masjid Al-aqsa. Pagar masjid sebelah timur juga merupakan pagar (benteng) kota al-Quds. Di pagar ini hanya ada dua pintu, yaitu pintu Al-Janaiz dan pintu Ar-Rahmah. Pintu Al-Janaiz khusus digunakan untuk membawa janazah dari masjid ke makam rahmah, di samping masjid. Ditutup pada masa Sultan Shalahuddin untuk menjaga masjid dan al-Quds dari berbagai serangan.

12. Pintu Ar-Rahmahdan At-Taubah (Az-Zahabi/ Golden Gate والتوبة  باب الرحمة)
Pintu Ar-Rahmah: Pintu kedua di sebelah timur masjid al-aqsa. Terdiri dari dua pintu masuk, yang dinamakan dengan Ar-Rahmah dan at-Taubah. Pintu Ar-Rahmah berada di sebelah selatan dan pintu At-Taubah berada di utara masjid al-aqsa. Dulu pintu ini terbuka hingga datangnya perang salib. Tentara salib menjadikan pintu ini sebagai pintu masuk untuk menyerang masjid al-aqsa dan kota al-Quds. Kemudian pintu ini ditutup pada masa Sultan Shalahuddin untuk menjaga masjid dan al-Quds dari berbagai serangan. Di dalam pintu ini Shalahuddin menuliskan salah satu potongan ayat al-Qur’an surat al-Hadid: 13
“Pada hari orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang beriman: Tunggulah kami! Kami ingin mengambil cahayamu. Kepada mereka dikatakan: Kembalilah kamu  ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu). Lalu diantara mereka dipasang dinding (pemisah) yang berpintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di luarnya hanya ada azab”.
Adapun orang-orang Yahudi dan Nashrani menyebut pintu ini dengan sebutan pintu Az-Zahabi (emas) dan meyakini bahwa Isa bin Maryam akan datang melewati pintu ini pada akhir zaman, sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

13. Pintu Ats-Tsulasi ( باب الثلاثى)
Pintu Ats-Tsulasi: Berada di selatan masjid, dan menjadi pintu masuk ke mushalla Marwani. Ditutup atas perintah Sultan Shalahuddin untuk menjaga masjid dan al-Quds dari serangan. Tahun 1990-an, penjajah zionis membangunkan tangga untuk mencapai pintu ini, demi menguasai mushalla Marwani, tapi dicegah oleh Yayasan al-aqsa yang dengan segera merenovasi mushalla dan menjadikannya tempat shalat. Rencana zionis gagal.

14. Pintu Al-Muzdawij ( باب المزدوج)
Pintu Al-Muzdawij: Al-Muzdawij berarti dua. Dinamakan demikian karena pintu tersebut berjumlah dua. Posisinya berada di selatan masjid. Dibangunkan pintu ini sebagai pintu masuk Amir dan Sultan untuk shalat di masjid Qibli sebagai imam shalat. Karena pintu ini berhimpitan langsung dengan istana Bani Umayyah yang berada di selatan masjid. Pintu ini sudah ditutup atas perintah Shalahuddin untuk menjaga masjid dan al-Quds dari serangan. Karena pagar masjid Al-aqsa di sebelah selatan juga menjadi pagar kota al-Quds.

15. Pintu Al-Munfarid ( باب المنفرد)
Pintu Al-Munfarid: Tidak banyak literatur sejarah yang menjelaskan tentang pintu ini karena kondisinya yang telah tertutup ketika masa sultan Shalahuddin memenangkan perang salib dan membuka masjid Al-aqsa.(umroh plus aqsa)

Foto dalam Masjid Aqsa

Foto dalam Masjid Aqsa - Berikut beberapa Foto dalam Masjid Aqsa :


Mihrab hadiah dari Salahuddin Ayyubi




Mihrab Zechariah mengarah ke Selatan (Ka'bah Mekkah) 



(umroh plus aqsa)

Keadaan Masjid al-aqsa Saat Ini

Keadaan Masjid al-aqsa Saat Ini - Dalam beberapa abad, orang-onga Yahudi khususnya zionis, mengklaim bahwa Masjid al-aqsa dibangun di atas sebuah tempat ibadah Yahudi yang mereka sebut dengan al-Haikal al-Yahudi. Oleh karena itu, sejak tahun 1976 berlaku hal-hal berikut ini:



– Terjadi gangguan dan penyerangan terhadap umat Islam yang sedang menunaikan ibadah di Masjid al-aqsa bahkan di antara mereka terbunuh di dalamnya.

– Pembakaran beberapa bagian masjid, upaya penggusuran dan pengrusakan.

– Orang-orang Yahudi menguasa beberapa bagian dari masjid, seperti pintu bagian barat, dinding Buraq diganti menjadi dinding ratapan, dan umat Islam dilarang untuk mendekatinya.

– Umat Islam tidak dibebaskan untuk mendatangi Masjid al-aqsa dan shalat di dalamnya, sedangkan orang-orang Yahudi malah mendapatkan kebebasan.

– Penggalian terowongan di bagian pondasi wilayah tersebut yang menyebabkan beberapa bangunan retak.

– Upaya pencegahan untuk memperbaiki beberapa bangunan yang telah rusak dan retak.(umroh plus aqsa)

Pembakaran Masjid al-Aqsa

Pembakaran Masjid al-aqsa - Peristiwa terbakarnya Masjid al-aqsa adalah buah dari berkuasanya orang-orang zionis Yahudi di wilayah tersebut. Mereka hendak menghilangkan atau setidaknya mengaburkan peninggalan-peninggalan peradaban Islam dan meredupkan syiar-syiarnya di bumi al-Quds.

Pada tanggal 21 Agustus 1969 bersamaan dengan 8 Jumadil Akhir 1389 H, tentara-tentara zionis menyerang Masjid al-aqsa dan memasukinya melalui beberapa pintu yang ada. Hingga sampailah mereka di bangunan utama komplek Masjid al-aqsa yakni Mushollah al-Qibli. Mereka memasuki tempat itu kemudian membakarnya di beberapa titik seperti bagian mihrab, mimbar, di dekat kubah masjid, dll. Para zionis itu juga memutuskan saluran air menuju ke masjid dan menghalangi upaya masyarakat untuk memadamkannya.



Api yang dinyalakan di beberapa titik masjid kemudian menjalar kebagian-bagian lainnya dan hampir saja membakar kubah masjid jika tidak segera dipadamkan oleh kaum muslimin dan orang-orang Nasrani yang turut membantu memadamkannya. Akhirnya api-api yang berkobar di masjid tersebut dapat dipadamkan dengan gotong royong masyarakat membawa air dari sumur-sumur yang ada di sana.

Pembakaran tersebut berdampak pada hilangnya peninggalan-peninggalan lama di Musholla al-Qibli. Mimbar yang merupakan peninggalan Shalahuddin al-Ayyubi hancur terbakar, membakar teras utara, beberapa atap, kubah dan ukiran-ukiran klasik yang ada padanya, dan beberapa peningglan-peningglana kuno lainnya.

Dalam pemberitaan orang-orang Yahudi mengklaim kebakaran disebabkan gangguan arus listrik, sementara orang-orang Arab menyatakan hal itu murni kesengajaan yang dilakukan oleh penjajah Yahudi di Palestina. Akhirnya, seorang pemuda berkebangsaan Australia, Dennis Michael Rohan, ditetapkan sebagai tersangka. Namun tidak beberapa lama ditangkap, ia pun kembali dibebaskan.(umroh plus aqsa)

Keutamaan Masjid al-aqsa

Keutamaan Masjid al-aqsa - Berikut adalah keutamaan Masjid Al-aqsa :



Pertama, keutamaan Masjid al-aqsa bukanlah suatu rahasia yang tersembunyi, keutamaannya begitu masyhur walau bagi orang awam sekalipun. Siapa yang tidak tahu, kalau ia adalah kiblat umat Islam sebelum Ka’bah al-Musyarrafah? Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma mengatakan,

كان رسول الله يصلي وهو بمكة نحو بيت المقدس والكعبة بين يديه وبعدما هاجر إلى المدينة ستة عشر شهرا ثم صرف إلى الكعبة
“Dahulu Rasulullah shalat di Mekah dengan menghadap Baitul Maqdis dan Ka’bah beliau posisikan di hadapannya. Setelah 16 bulan dari hijrah beliau ke Madinah, beliau shalat dengan menghadap Ka’bah.” (HR. Ahmad).

Kedua, keutamaan lainnya yang sangat dikenal oleh umat Islam adalah Masjid al-aqsa merupakan tempat isra Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman,

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra: 1)

Dan pada momen isra itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi imam shalat bagi para nabi. hal ini menunjukkan betapa berkahnya tempat ini.

Ketiga, al-aqsa adalah permukaan bumi yang dipilih Allah menjadi tempat landasan dari bumi menuju sidratul muntaha (mi’raj).

عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ -وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ طَوِيلٌ فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ يَضَعُ حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ– قَالَ: فَرَكِبْتُهُ حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ -قَالَ- فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِى يَرْبِطُ بِهِ الأَنْبِيَاءُ -قَال – ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ خَرَجْتُ فَجَاءَنِى جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِإِنَاءٍ مِنْ خَمْرٍ وَإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ فَاخْتَرْتُ اللَّبَنَ فَقَالَ جِبْرِيلُ صلى الله عليه وسلم اخْتَرْتَ الْفِطْرَةَ. ثُمَّ عَرَجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ”
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dibawakan kepadaku Buraq. Ia adalah hewan tunggangan berwarna putih, lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal. Ada tanda di setiap ujungnya.” Beliau melanjutkan, “Aku mengikat Buraq itu di salah satu pintu Baitul Maqdis, tempat dimana para nabi mengikat hewan tunggangan mereka. Kemudian aku masuk ke dalamnya dan shalat dua rakaat. Setelah itu aku keluar dari masjid, lalu Jibril mendatangiku dengan membawa bejana yang berisi khamr dan susu. Aku memilih yang berisi susu, lalu Jibril shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Engkau telah memilih fitrah’. Setelah itu, kami pun mi’raj menuju langit.” (HR. Muslim)

Seandainya Allah menakdirkan, mi’raj dilakukan dari Masjid al-Haram pastilah Allah mampu melakukannya, akan tetapi Allah menetapkan agar Nabi dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam mi’raj dari Masjid al-aqsa, agar kaum muslimin tahu kedudukan masjid ini dan agar masjid tersebut memiliki tempat istimewa di hati-hati umat Islam.

Keempat, Masjid al-aqsa al-Mubarak adalah di antara tiga masjid yang boleh diniatkan secara khusus untuk mengunjunginya.

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “لا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلا إِلَى ثَلاثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِالرَّسُولِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الأَقْصَى
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh bersengaja melakukan perjalanan (untuk beribadah) kecuali ketiga masjid: Masjid al-Haram, Masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Masjid al-aqsa.” (HR. Bukhari).(umroh plus aqsa)

Pembangunan Masjid al-Aqsa

Pembangunan Masjid al-Aqsa - Masjid al-Aqsa adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi ini. Tidak ada satu bentuk tempat ibadah pun yang ada di muka bumi saat Masjid al-Haram dan Masjid al-Aqsa dibangun. Para ulama berpendapat masjid ini dibangun oleh para malaikat atau oleh Nabi Adam ‘alaihissalam. Namun pendapat yang paling kuat adalah Masjid al-Aqsa dibangun oleh Nabi Adam. Jarak waktu pembangunan Masjid al-Haram dengan Masjid al-Aqsa adalah 40 tahun. Dalam Shahih Muslim diriwayatkan sebuah hadits dari Abu Dzar al-Ghifari radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan,

يا رسول الله: أي مسجد وُضِع في الأرض أولا؟ قال: المسجد الحرام، قلت: ثم أي؟ قال: المسجد الأقصى، قلت: كم بينهما؟ قال: أربعون سنة، وأينما أدركتك الصلاة فصل، فهو مسجد”

“Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali dibangun di muka bumi?” Beliau menjawab, “Masjid al-Haram.” Aku kembali bertanya, “Kemudian?” Beliau menjawab, “Masjid al-Aqsha.” Kutanya lagi, “Berapa tahunkah jarak pembangunan keduanya?” Beliau kembali menjawab, “40 tahun. Dimanapun engkau menjumpai waktu shalat, maka shalatlah, karena tempat (yang engkau jumpai itu) adalah masjid.”



Saat banjir besar yang melanda bumi di masa Nabi Nuh, masih bisa dijumpai sisa-sisa bangunan Masjid al-Aqsha yang dibangun oleh Nabi Adam.

Ibnu Hisyam dalam kitab at-Tijan fi Muluki-l Hamir mengatakan, “Setelah Adam ‘alaihissalam membangun Ka’bah, Allah Ta’ala memerintahkannya untuk menempuh perjalanan ke Baitul Maqdis. Jibril mengawasi (atau memperhatikan) bagaimana Baitul Maqdis itu dibangun. Setelah Nabi Adam selesai membangunnya, beliau menunaikan ibadah di dalamnya.”

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tinggal dan memakmurkan Masjid al-Aqsha sekitar tahun 2000 SM, kemudian dilanjutkan anak-anak beliau dari kalangan para nabi, yakni Nabi Ishaq dan Nabi Ya’qub ‘alaihimassalam. Pada sekitar tahun 1000 SM, dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Dalam Sunan Ibnu Majah diriwayat sebuah hadits dari Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَمَّا فَرَغَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ مِنْ بِنَاءِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سَأَلَ اللَّهَ ثَلَاثًا: حُكْمًا يُصَادِفُ حُكْمَهُ، وَمُلْكًا لَا يَنْبَغِي لَأَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ، وَأَلَّا يَأْتِيَ هَذَا الْمَسْجِدَ أَحَدٌ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ فِيهِ إِلَّا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ” فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أَمَّا اثْنَتَانِ فَقَدْ أُعْطِيَهُمَا، وَأَرْجُو أَنْ يَكُونَ قَدْ أُعْطِيَ الثَّالِثَةَ

“Ketika Nabi Sulaiman merampungkan pembangunan Baitul Maqdis, beliau memohon kepada Allah tiga permintaan: (1) Memberi putusan hukum yang sesuai dengan hukum Allah, (2) Diberikan kerajaan yang tidak patut dimiliki oleh seorang pun setelah dirinya, (3) dan agar tak seorang pun yang datang ke Masjid al-Aqsha dengan keinginan menunaikan shalat di dalamnya, kecuali dihapuskan segala kesalahannya, (sehingga ia suci) seperti saat hari kelahirannya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan, “Permintaan pertama dan kedua telah diberikan, dan aku berharap yang ketiga pun Allah kabulkan.” (HR. Ibnu Majah, no. 1408. Al-Albani mengatakan hadits ini shahih).

Secara tekstual, kita dapati hadits ini seolah-olah bertentangan dengan pendapat pertama yang mengatakan bahwa Nabi Adam-lah yang membangun Masjid al-Aqsa bukan Nabi Sulaiman. Para ulama, seperti Ibnul Jauzi, al-Qurthubi, dan selain keduanya menjelaskan bahwa yang dimaksud pembangunan oleh Nabi Sulaiman adalah perbaikan bukan membangunnya dari awal, sebagaimana Nabi Ibrahim membangun ulang Masjid al-Haram setelah Nabi Adam membangunnya pertama kali. Hal ini dikarenakan terdapat kerusakan yang diakibatkan banjir pada zaman Nabi Nuh.

Di saat Umar bin al-Khattab mengembalikan masjid ini ke pangkuan cahaya tauhid pada tahun 15 H/636 M, beliau radhiallahu ‘anhu membangun Jami’ al-Qibli sebagai inti dari Masjid al-Aqsha. Kemudian di masa kekuasaan Khalifah Bani Umayyah, Khalifah Abdul Malik bin Marwan, beliau membangun Qubbatu Shakhrakh (Dome of The Rock) dan pada masa Bani Umayyah juga Jami’ al-Qibli dan komplek Masjid al-Aqsha terus diperbaiki, setidaknya perbaikan terus berlangsung selama 30 tahun, mulai dari tahun 66 H/ 685 M – 96 H/715 M. Perbaikan itu membentuk bangunan Masjid al-Aqsa al-Mubarak seperti yang kita lihat saat ini. (umroh plus aqsa)

Luas Masjid al-Aqsa

Luas Masjid al-Aqsa - Luas Masjid al-Aqsa adalah 144 dunum (satu dunum = 100 m2). Luas Masjid al-Aqsha ini tidak bertambah dan berkurang dalam kurun sejarahnya, berbeda dengan luas Masjid al-Haram dengan Masjid an-Nabawi yang terus mengalami perluasan. Barangsiapa yang shalat dalam komplek Masjid al-Aqsa ini, baik di bawah pepohonan yang ada di sana, teras-teras bangunan, di Qubbatu Shakhrakh, atau di Jami’ al-Qibli, maka pahala shalatnya akan dilipatgandakan.


Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Abi Dzar radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan, “Kami (para sahabat) sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu kami membicarakan mana yang lebih utama Masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (Masjid Nabawi pen.) ataukah Masjid Baitul Maqdis.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صلاة في مسجدي هذا أفضل من أربع صلوات فيه ولنعم المصلى وليوشكن أن لا يكون للرجل مثل شطن فرسه من الأرض حيث يرى منه بيت المقدس خير له من الدنيا جميعا” أو قال: “خير من الدنيا وما فيها”

“Satu shalat di masjidku lebih utama dari empat shalat di Masjid al-Aqsha, dan Masjid al-Aqsha adalah tempat shalat yang baik. Dan hampir tiba suatu masa, dimana seseorang memiliki tanah seukuran tali kekang kudanya, dari tempat itu terlihat Baitul-Maqdis, hal itu lebih baik baginya dari dunia seluruhnya atau beliau mengatakan lebih baik dari dunia dan segala yang ada di dalamnya.” (HR. Hakim dan dishahihkan oleh adz-Dzahabi)

(umroh plus aqsa)

Manakah Yang Disebut Masjid al-Aqsa?

Manakah Yang Disebut Masjid al-Aqsa - Di sini banyak sekali terjadi kekeliruan, ketika disebut Masjid al-Aqsa banyak orang menyangka bahwa Masjid al-Aqsa adalah salah satu bangunan yang ada di sana. Ada yang mengatakan Masjid al-Aqsa adalah bangunan yang memiliki kubah berwarna kehitaman atau perunggu. Pendapat-pendapat yang ada tersebut seakan saling berbenturan dan ada yang mengatakan pencitraan Qubbatu Shakhrakh (Dome of The Rock, bangunan dengan kubah berwarna kuning) sebagai Maasjid al-Aqsa adalah konspirasi Yahudi agar umat Islam tidak mengenal Masjid al-Aqsa. Benarkah demikian?

Pendapat yang insya Allah lebih tepat adalah Masjid al-Aqsa al-Mubarak merupakan nama bagi seluruh daerah yang dipagari, yang di dalamnya terdapat Qubbatu Shakhrakh, al-Jami’ al-Qibli (inti dari Masjid al-Aqsa), dan Musholla al-Marwani. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di bawah ini:




Ket:
1. al-Jami’ al-Qibli
2. Qubbatu Shakhrakh
3. Mushalla al-Marwani
4. Tembok ratapan Yahudi

Mudah-mudahan sekarang jelas bagi kita mana yang disebut dengan Masjid al-Aqsha al-Mubarak. (umroh plus aqsa)

Nama-Nama Masjid Aqsa

Nama-Nama Masjid Aqsa - Sebelum jauh mengenal tentang Masjid Aqsa, hal pertama yang hendaknya kita ketahui adalah nama-namanya.



Nama Masjid Aqsa Pertama

Masjid al-Aqsa. Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya menyebut nama masjid ini dengan Masjid al-Aqsa.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra: 1)

Kata al-aqsha artinya adalah jauh. Disebut jauh, karena letaknya yang jauh dari Masjid al-Haram (masjid pertama di muka bumi).

Nama Masjid Aqsa Kedua

Kedua, al-Ardhu al-Mubarakah (tanah yang penuh keberkahan). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عَالِمِينَ

“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Anbiya: 81)

Mengapa dikatakan penuh keberkahan? Karena di tempat ini banyak diutus nabi dan rasul dan Allah memberkahi penduduknya, tumbuh-tumbuhannya, dan buah-buahannya.


Nama Masjid Aqsa Ketiga

Ketiga, Baitul Maqdis (tempat suci). Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لما كذبتني قريش، قمت في الحجر فجلا الله لي بيت المقدس

“Ketika orang-orang Quraisy mendustakan aku, aku berdiri di Hijr (Hijr Ismail) kemudian Allah memperjalankan aku ke Baitul Maqdis…” (Muttafaqun ‘alaih)

Boleh juga menamakan masjid ini dengan menyebutnya Masjid al-Aqsha al-Mubarak. Adapun menamakannya dengan al-Haram asy-Syarif adalah sesuatu yang tidak tepat. Mengapa? Karena di tempat tersebut diperbolehkan berburu, menebang pohon, dan mengambil barang temuan yang semua ini dilarang dilakukan di Masjid al-Haram dan Masjid an-Nabawi. Larangan-larangan di Masjid al-Aqsha sama halnya dengan larangan di masjid-masjid lainnya, seperti: larangan transaksi jual-beli, mengangkat suara, dll. (umroh plus aqsa)